AISSEKIYA SPORT – Dalam pagelaran Piala AFF Wanita 2022 yang berlangsung di Manila, Filipina, beberaoa waktu kemarin, Timnas Indonesia Wanita harus pulang ke tanah air tanpa meraih satu kemenangan pun dan hanya menjadi pemanis bagi tim lawannya.
Namun, perjuangan Timnas Indonesia Wanita tetap harus diberikan apresiasi. Pelatih Skuad Garuda Pertiwi, Rudy Eka Priyambada, memberi kepercayaan kepada pemain – pemain muda untuk mendapatkan pengalaman bermain, terlebih ia memilih pemain berusia 19 tahun menjadi kapten tim dalam salah satu pertandingan.
Pemain yang saat ini membela Persis Solo Women itu menjadi pemimpin teman – temannya berjuang semampu yang mereka kerahkan saat mengalami kekalahan 1-4 dari tuan rumah Filipina.
Kekalahan yang diterima sepakbola wanita Indonesia yang kini mulai berbenah lagi merupakan hal yang sangat wajar, dimana lawan – lawan yang mereka hadapi adalah kelas dunia.
“Saya sangat bangga dengan tim ini, menghadapi tiga tim dengan dasar tim yang termasuk dalam Piala Dunia (Australia, Filipina, Thailand), tapi kita tidak akan ragu ataupun takut sekali pun,” unggah Shafira pada akun instagram pribadinya.
Shafira mengaku sangat bangga dengan jerih payah Timnas Indonesia wanita.
“Kita sudah memiliki banyak sekali kemajuan dan para pemain sudah berjuang dengan maksimal. “
“I’m really proud of this team, the choaches and all staffs, we work harder, and we will continue to processs, mungkin kami memang masih jauh dari kata sempurna, tapi kami tidak akan pernah menyerah untuk melangkah lebih jauh ke depan,” tambahnya
Setelah pulang dari kompetisi tersebut banyak pengalaman dan pelajaran yang bisa dijadikan evaluasi.
Shafira sendiri membawa oleh – oleh yang cukup ‘spesial’, mantan punggawa Arema FC Women itu menderita cedera yang cukup serius dalam laga terakhir ketika menjamu Timnas Singapura wanita yang digelar di Stadion Binan Football pada tanggal 12 Juli kemarin.
Shafira harus keluar lapangan lebih cepat akibat benturan yang dialaminya. Wajah Shafira menjadi tanda sebuah resiko yang harus siap dialami ketika menjadi seorang pesepakbola yang rawan benturan fisik.
